Denpasar (Bali Post) -
Forum Bhisama Kesucian Pura dan Pemangku Sejagat Bali segera turun untuk mempertanyakan sejauh mana pencaplokan kawasan suci Danau Buyan. “Kami secepatnya berkirim surat ke DPRD Buleleng, Bupati Buleleng, PHDI Bali serta Dinas Kehutanan Bali untuk mempertanyakan hal itu,” kata Ketua Forum Bhisama Kesucian Pura dan PemangkuSejagat Bali Si Ketut Mandiranatha, S,H. usai pertemuan di Kerobokan, Rabu (21/1) kemarin.
Forum Bhisama Kesucian Pura dan Pemangku Sejagat Bali segera turun untuk mempertanyakan sejauh mana pencaplokan kawasan suci Danau Buyan. “Kami secepatnya berkirim surat ke DPRD Buleleng, Bupati Buleleng, PHDI Bali serta Dinas Kehutanan Bali untuk mempertanyakan hal itu,” kata Ketua Forum Bhisama Kesucian Pura dan PemangkuSejagat Bali Si Ketut Mandiranatha, S,H. usai pertemuan di Kerobokan, Rabu (21/1) kemarin.
Sekitar 20-50 elemen masyarakat khususnya peduli lingkungan dan bhisama kesucian pura akan bergerak 27 Januari mendatang. Pertama sekitar pukul 08.00 mereka akan bertemu pengurus PHDI Bali. Usai di PHDI Bali, pthaknya pukul 10.00 mendatangi Dinas Kehutanan Bali untuk mempertanyakan alih fungsi hutan dan terakhir di DPRD Bali. Selanjutnya akan diagendakan lagi peninjauan ke Danau Buyan. Baru kemudian digagas bertemu dengan DPRD dan Bupati Buleleng untuk mempertanyakan keluarnya izin pengembangan kawasan Danau Buyan.
Lolosnya izin tersebut dinilai aneh, karena Gubernur Bali sebelumnya Drs. Dewa
Beratha sempat menolak investasi di kawasan suci Danau Buyan karena itu merupakan jantung kawasan lindung yang berfungsi menyediakan kebutuhan air masyarakat Bali.
Ada ungkapan bijak yang disampaikan Mandiranatha kepada para pejabat dan wakil rakyat. “Man kita tanyakan kepada din kita sendiri sebagai umat Hindu apa yang bisa kita lakukan saat mi untuk menyelamatkan Bali, bukan sebaliknya apa yang kita dapat dan Bali.”
Beratha sempat menolak investasi di kawasan suci Danau Buyan karena itu merupakan jantung kawasan lindung yang berfungsi menyediakan kebutuhan air masyarakat Bali.
Ada ungkapan bijak yang disampaikan Mandiranatha kepada para pejabat dan wakil rakyat. “Man kita tanyakan kepada din kita sendiri sebagai umat Hindu apa yang bisa kita lakukan saat mi untuk menyelamatkan Bali, bukan sebaliknya apa yang kita dapat dan Bali.”
Forum Bhisama Kesucian Pura dan Pemangku Sejagat Bali ke Dinas Kehutanan Bali guna mempertanyakan sejauh mana alih fungsi hutan di sekitar kawasan Danau Buyan untuk kepentingan di luar fungsi lindung. Terlebih investor menyebut memohon rekomendasi kepada Gubernur Bali agar diizinkan memanfaatkan kawasan hutan di sekitar Danau Buyan 60 hektar. Sedangkan proposal investasi, penggagas PT Anantara akan membidik 900 hektar lahan milik Departemen Kehutanan di kawasan Danau Buyan.
Menurutnya, pencaplokan lahan hutan sampai ratusan hektar selain menyebabkan kerusakan hutan juga debit air terus mengecil. Mandiranatha juga mengisyaratkan segera membentuk pengurus forum se-Bali Sejumlah tokoh menyatakan kesiapan bergabung di dalamnya.
I Gusti Ngurah Mendra menyatakan siap bergabung karena danau merupakan bagian dari sad kertih yang harus disucikan umat Hindu. Sejumlah elemen dari Jembrana juga menyatakan kesiapan seperti disampaikan Ketut Sukarmen Hadi Wijaya serta Ketua Gerakan Marhaen dari Badung Drs. Ida Bagus Purwa Tatwa, SIP,, M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar